PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang masalah
Kriptografi dalam kehidupan sehari-hari mungkin masih menjadi
suatu istilah yang asing bagi sebagian orang di berbagai Negara. Namun
sebenarnya kriptografi amat mudah di jumpai meskipun mungkin hanya sebagian
kecil dari masyarakat di dunia yang mampu merasakan langsung kegunaan dari
kriptografi ini. Dalam makalah ini akan di jelaskan apa itu kriptografi,keamanan
pada algoritma kriptografi,elemen-elemen kriptografi,dll.
Dari
penjelasan latarbelakang masalah inilah saya
tertarik untuk menggali informasi lebih dalam tentang “Kriptografi”yang di
harapkan dapat menunjang wawasan kita semua.
1.2 Rumusan maslah
2.1 Pengertian dan
sejarah kriptografi
2.2 Teknik kriptografi
2.3 Elemen-elemen
kriptografi
2.4 Keamanan algoritma
Kriptografi
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Memberi penjelasan tentang berbagai aplikasi dari
kriptografi
2.
Menambah wawasan dan membekali mahasiswa tentang
pengetahuan kriptografi sebagai system keamanan informasi
3.
Memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Matematika
Diskrit yang di berikan oleh dosen yang bersangkutan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan sejarah kriptografi
A. Pengertian kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data .Tetapi tidak semua aspek keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni
untuk menjaga keamanan pesan.
Contoh
:
Suatu
ketika, seorang penjahat kelas kakap berhasil tertangkap di sebuah rumah yang
jauh dari pemukiman. Penjahat ini adalah seorang yang diduga terlibat aksi
terorisme. Penjahat kelas kakap ini akhirnya dimasukan ke penjara dengan
pengawalan yang ketat. Dia terlihat kesal, kenapa polisi bisa melacak
keberadaan dia dan berhasil membawanya ke tempat yang penuh dengan jeruji besi
ini.
Baru Sebulan dia berada
di jeruji besi, adiknya datang berkunjung untuk melihat keberadaan kakaknya.
Hal ini dimaksimalkan penjahat ini untuk berfikir bagaimana mencari jalan
keluar untuk kabur dari penjara. Siang hari tiba, adiknya datang dengan membawa
rantang makanan. Seketika itu pula penjahat ini makan dan segera mengembalikan
rantang tersebut. Karena waktu dibatasi untuk berkunjung, adiknya segera pulang
dengan rantang tersebut. Sebelum keluar, adiknya diperiksa oleh penjaga
termasuk isi rantang tersebut. Ternyata penjaga tersebut menemukan sebuah
tulisan, tapi tidak dimengerti oleh penjaga dan membiarkan adiknya pulang.
Sesampai di rumah rantang itu dibuka, makanan itu terlihat masih utuh sebagian
dan terlihat ada yang tulisan dari saus di atas nasi rantang tersebut :
"EDQWX DNX NHOXDU PDODP
LQL"
Pesan itu adalah sebuah pesan
Kriptografi. “Crypto” berarti “secret” (rahasia) dan “graphy” berarti
“writing” (tulisan). Cryptography adalah sebuah kumpulan teknik yang digunakan
untuk mengubah informasi/pesan(plaintext) kedalam sebuah teks rahasia
(ciphertext) yang kemudian bisa diubah kembali ke format semula.
Format Penulisan Kriptografi :
Plaintext -- Enkripsi -- Chiperteks
-- Dekripsi -- Plaintext
Plaintext (pesan) :
"BANTU AKU KELUAR MALAM
INI"
disamarkan (enskripsi) menjadi :
"EDQWX DNX NHOXDU PDODP
LQL"
Penerima pesan men-dekripsi
chiperteks dengan menggunakan tabel substitusi :
Tabel substitusi:
pi : A B C D E F G H I
J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
sehingga chiperteks :
"EDQWX DNX NHOXDU PDODP
LQL"
dapat dikembalikan menjadi Plaintext
semula :
"BANTU AKU KELUAR MALAM
INI"
B. Sejarah
Kriptografi
Kriptografi
memiliki sejarah yang panjang dan mengagumkan. Penulisan rahasia ini dapat
dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat digunakan oleh bangsa Mesir. Mereka
menggunakan hieroglyphcs untuk menyembunyikan tulisan dari mereka yang tidak
diharapkan. Hieroglyphcs diturunkan dari bahasa Yunani hieroglyphica yang
berarti ukiran rahasia. Hieroglyphs berevolusi menjadi hieratic, yaitu stylized
script yang lebih mudah untuk digunakan. Sekitar 400 SM, kriptografi militer
digunakan oleh bangsa Spartan dalam
bentuk sepotong papyrus atau perkamen dibungkus dengan batang kayu.
Ada empat tujuan mendasar dari ilmu
kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu :
ü Kerahasiaan, adalah layanan yang
digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki
otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah
disandi.
ü Integritas data, adalah berhubungan
dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas
data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh
pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan
pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
ü Autentikasi, adalah berhubungan
dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi
itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan
diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi
datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
ü Non-repudiasi., atau nirpenyangkalan
adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap
pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.
2.2 Teknik Kriptografi
Ø
Teknik Kriptografi Klasik, yaitu:
1. Substitusi yaitu Teknik ini
mengganti satu atau sekumpulan bit pada blok plainteks tanpa mengubah
urutannya.
2. Transposisi, yaitu Teknik ini
memindahkan posisi bit pada blok plainteks berdasarkan aturan tertentu.
Kriptogarfi
klasik memiliki beberapa ciri :
1. Berbasis
karakter
2. Menggunakan
pena dan kertas saja, belum ada computer
3. Termasuk
ke dalam kriptografi kunci simetris.
Tiga
alasan mempelajari algoritma klasik :
1. Memahami
konsep dasar kriptografi
2. Dasar
algoritma kriptografi modern
3. Memahami
kelemahan sistem kode.
Ø Teknik Kriptografi
Modern, yaitu:
1. Kriptografi Simetris, yaitu teknik
enkripsi dan dekripsi dengan teknik atau metode atau kunci yang sama.
2. Kriptografi Asimetris, yaitu teknik
enkripsi dan dekripsi dengan dua kunci yaitu kunci publik(publi key) dan kunci
rahasia(private key).
3. Kriptografi Hibrid, yaitu teknik
enkripsi dan dekripsi dua lapis, maksudnya setelah di file di enkripsi kemudian
di lakukan enkripsi sekali lagi begitu pula sebaliknya.
Contoh Kasus…
Seorang kurator di museum louvre prancis tewas karena dibunuh. Sebelum meninggal ia meninggalkan pesan:
Seorang kurator di museum louvre prancis tewas karena dibunuh. Sebelum meninggal ia meninggalkan pesan:
O, Draconian devil! Oh, lame
saint!
yang dimaksudkan kepada cucunya Sophie dan Robert Langdon.
Mereka berdua harus memecahkan isi pesan tersebut intuk mengetahui maksud dan
isi pesan dari kakeknya.
"Pesan
diatas merupakan salah satu teknik kryptografi klasik yang menggunakan cara
Transposisi karena isi pesan tersebut adalah:
Leonardo da Vinci! The Mona Lisa!"
Leonardo da Vinci! The Mona Lisa!"
Akhirnya mereka ke
lukisan Mona Lisa karya Loenardo Da Vici hingga menemukan pesan yang
berbeda.(Diambil dari Novel The Davinci Code)
Jenis-Jenis Kriptografi modern
Algoritma
kriptografi modern dibagi
menjadi tiga bagian berdasarkan kunci yang dipakainya :
1. Kriptografi Simetris
Kriptografi
Simetris adalah : Kode Hill atau lebih dikenal dengan Hill cipher merupakan salah satu algoritma
kriptografi kunci simetris dan merupakan salah satu kripto polyalphabetic. Hill
cipher diciptakan oleh Lester S. Hill pada tahun 1929 .
Gambar Kriptografi Simetris :
Contoh Kriptografi Simetris :
Perhitungan
Matematis Dasar dari teknik hill cipher adalah aritmatika modulo terhadap
matriks. Dalam penerapannya, Hill cipher menggunakan teknik perkalian matriks
dan teknik invers terhadap matriks. Kunci pada hill cipher adalah matriks n x n
dengan n merupakan ukuran blok. Jika matriks kunci kita sebut dengan K, maka
matriks K adalah sebagai berikut :
Matriks
K yang menjadi kunci ini harus merupakan matriks yang invertible, yaitu
memiliki multiplicative inverse K-1
sehingga :
K.K-1
= 1
Ingat
! Kunci harus memiliki invers karena matriks K-1 tersebut adalah kunci yang
digunakan untuk melakukan dekripsi.
Cara Enkripsi
Dengan
mengkodekan atau mengubah setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z =
25
Cara
Enkripsi
|
maka
secara matematis, proses enkripsi pada hill cipher adalah:
C
= K . P mod 26
C
= Cipherteks | K = Kunci | P = Plainteks
Proses
enkripsi pada hill cipher dilakukan per blok plainteks. Ukuran blok tersebut
sama dengan ukuran matriks kuncinya. Perhatikan contoh dibawah ini!
P
= D O D I S P U T R A ,dikodekan/diintegerkan menjadi
P
= 3 14 3 8 18 15 20 19 17 0
Karena matriks kunci K berukuran 2, maka plainteks dibagi menjadi blok yang masing-masing bloknya berukuran 2 karakter. Blok pertama dari plainteks P1,2 =[3;14] kemudian dienkripsi dengan kunci K dengan persamaan C = K . P mod 26. Karena perkalian tersebut menghasilkan lebih dari angka 25 maka dilakukan modulo 26 pada hasil yang lebih dari 25.
Karakter yang berkorespondensi dengan 21
dan 9 adalah V dan J. Setelah melakukan enkripsi semua blok pada plainteks P
maka dihasilkan cipherteks C sebagai berikut:
P
= D O D I S P U T R A
C
= V J R N P W L U R X
Cipherteks
yang dihasilkan oleh enkripsi hill chiper atau kode hill menghasilkan
cipherteks yang tidak memiliki pola yang mirip dengan plainteks atau pesan
aslinya.
Mancari K Invers dan Teknik Dekripsi
Perhitungan
matematis dekripsi pada hill chiper atau kode hill ini sama halnya dengan
enkripsi. Namun matriks kunci harus dibalik (invers) terlebih dahulu dan kunci
invers harus memenuhi persamaan K . K-1 = 1.
P=K-1.Cm26
Sebelum mendekripsi kita akan menginvers kunci K terlebih dahulu, untuk menginvers kita akan menggunakan persamaan [K | I] = K-1, proses invers ini kita akan kita lakukan dengan operasi baris/ row operation.
Sebelum mendekripsi kita akan menginvers kunci K terlebih dahulu, untuk menginvers kita akan menggunakan persamaan [K | I] = K-1, proses invers ini kita akan kita lakukan dengan operasi baris/ row operation.
Dari perhitungan diatas didapatkan K
invers :
K
invers
|
K invers ini sudah memenuhi persamaan K
. K-1 = I, berdasarkan perkalian K dengan K-1 kemudian dimodulasi dengan 26
menghasilkan I = [1 0;0 1]. Setelah itu kita akan melakukan dekripsi terhadap
chiperteks, kemudian dirubah menjadi integer terlebih dahulu. Dengan kunci
dekripsi yang dimiliki, kriptanalis hanya perlu menerapkan persamaan (P = K-1 .
C mod 26) pada cipherteks dan kunci, sehingga menghasilkan plainteks/ pesan
asli (P = D O D I S P U T R A). Hill
cipher/ kode hill merupakan algoritma kriptografi klasik yang sangat kuat
dilihat dari segi keamanannya dnegan matriks kunci hill cipher harus merupakan
matriks yang invertible, karena disitulah letak keunikan sekaligus kesulitan
kode hill tersebut.
Contoh kriptografi simetris :
1) IDEA
Kriptografi IDEA (International Data Encryption Algorithm) diperkenalkan pertama kali
tahun 1991 oleh Xuejia Lai dan James L Massey.
IDEA merupakan algoritma simetris yang beroperasi
pada sebuah blok pesan terbuka 64bit, menggunakan kunci yang sama 128bit untuk
proses enkripsi dan dekripsi. Keluaran dari algoritma ini adalah blok pesan terenkripsi
64bit.
Proses dekripsi menggunakan blok penyandi
(algoritma) yang sama dengan proses enkripsi dimana kunci dekripsinya
diturunkan dari kunci enkripsi.
2) DES (Data EncryptionStandard)
DES adalah tipikal blok cipher suatu
algoritma yang membutuhkan tetap serangkaian panjang dan mengubah bit plaintext
melalui serangkaian operasi rumit ke bitstring ciphertext lain yang sama
panjang.
Kelebihan :
1. Kecepatan operasi lebih tinggi
bila dibandingkan dengan algoritma asimetrik.
2. Karena kecepatannya yang cukup
tinggi, maka dapat digun akan pada sistem real-time
Kelemahan :
1. Untuk tiap pengiriman pesan dengan pengguna yang
berbed a dibutuhkan kunci yang berbeda juga, sehingga akan terjadi
kesulitan dalam manajemen kunci
tersebut.
2.
Permasalahan dalam pengiriman kunci itu sendiri yang disebut “ key distribution problem”
2. Kriptografi Asimetris
Algoritma
asimetris, sering juga disebut dengan algoritma kunci publik atausandi kunci
publik, menggunakan dua jenis kunci, yaitu kunci publik (public
key) dan kunci rahasia (secret key). Kunci publik merupakan kunci yang
digunakan untuk mengenkripsi pesan. Sedangkan kunci rahasia digunakan untuk
mendekripsi pesan.
Gambar Kriptografi Asimetris
Contoh Kriptografi Asimetris
Contoh
RSA:
1. Kunci
Publik:
§ Pilih
bil. prima p = 7 dan q = 11, n = 7.11 =77
§ F(n)=(p-1).(q-1)=6.10=
60 artinya
F(n)={1,2,3,4,6,8,..,76}={x|gcd(x, n)=1}
§ Pilih
e dalam {x|gcd(x, 60)=1}, misalnya e=17
§ Hapus
p dan q dan Kunci Publik n=77, e=17
2. Kunci
Rahasia:
§ d
= e-1 mod F(n), d .e = 1 mod 60, d =53
§ 53
. 17 mod 60 = 901 mod 60 = 1 mod 60
Contoh kunci
asimetris :
1) RSA
RSA adalah sebuah algoritma berdasarkan skema
public-key cryptography. Diberi nama RSA sebagai inisial para penemunya:
Ron Rivest, Adi Shamir, dan Leonard Adleman. RSA dibuat di MIT pada tahun 1977
dan dipatenkan oleh MIT pada tahun 1983. Setelah bulan September tahun 2000,
paten tersebut berakhir, sehingga saat ini semua orang
dapat menggunakannya dengan bebas.
2) ECC (ELLIPTIC CURVE CRYPTOGRAPHY)
Elliptic
Curve Cryptography adalah kriptografi kunci publik. Pada
kriptografi kunci publik, masing-masing user atau device mengambil bagian dalam
komunikasi yang memiliki pasangan kunci yaitu kunci publik dan kunci privat. Hanya
pengguna yang cocok yang dapat menggunakan privat key yang sesuai, tetapi
kunci public yang digunakan disebarkan kepada pihak yang akan
mengirimkan data kepada pemilik privat key. Beberapa algoritma kunci publik
menyediakan pendefinisian konstanta yang akan disebarkan ke semua bagian yang
ikut berpartisipasi dalam komunikasi.
Kelebihan :
1. Masalah keamanan pada
distribusi kunci dapat lebih baik
2. Masalah manajemen kunci yang lebih baik karena
jumlah kunci yang lebih sedikit
Kelemahan :
1. Kecepatan yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan algoritma simetris
2. Untuk tingkat keamanan sama, kunci yang digunakan lebih panjang dibandingkan
dengan algoritma simetris.
3. Kriptografi Hibrid
Permasalahan yang menarik pada bidang kemanan
informasi adalah adanya trade off antara kecepatan dengan kenyamanan. Semakin
aman semakin tidak nyaman, berlaku juga sebaliknya semakin nyaman semakin tidak
aman. Salah satu contohnya adalah bidang kriptografi. Tetapi hal ini dapat
diatasi dengan penggunaan kriptografi hibrida. Kriptografi hibrida sering
dipakai karena memanfaatkan keunggulan kecepatan pemrosesan data oleh algoritma
simetrik dan kemudahan transfer kunci menggunakan algoritma asimetrik. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kecepatan tanpa mengurangi kenyamanan serta keamanan.
Contoh Kriptografi Hibrid
Metode
hibrida terdiri atas enkripsi simetris dengan satu kunci (Session Key) dan
enkripsi asimetris dengan sepasang kunci (Public/Private Key).
1. Langkah
1 : Pengirim mengenkripsi teks dengan Session Key.
2. Langkah
2 : Mengenkripsi Session Key dengan Public Key.
3. Langkah
3 : Penerima men-decrypt Session Key dengan Private Key. Langkah 4 :
Men-decrypt teks dengan Session Key.
Pada prinsipnya, Kriptografi memiliki 4 komponen utama yaitu:
1. Plaintext, yaitu pesan yang dapat dibaca
2. Ciphertext, yaitu pesan acak yang tidka dapat dibaca
3. Key, yaitu kunci untuk melakukan teknik kriptografi
4. Algorithm, yaitu metode untuk melakukan enkrispi dan dekripsi
Ada 2 proses dasar pada Kriptografi,yaitu:
1. Enkripsi (Encryption)
2. Dekripsi (Decryption)
dengan key yang digunakan sama untuk kedua proses diatas. Penggunakan key yang sama untuk kedua proses enkripsi dan dekripsi ini disebut juga dengan Secret Key, Shared Key atau Symetric Key Cryptosystems.
Berikut adalah ilustrasi 4 komponen dan 2 proses yang digunakan dalam teknik kriptografi.
Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah proses menjadikan pesan yang
dapat dibaca (plaintext) menjadi pesan acak yang tidak dapat dibaca
(ciphertext). Berikut adalah contoh enkripsi yang digunakan oleh Julius Caesar,
yaitu dengan mengganti masing-masing huruf dengan 3 huruf selanjutnya (disebut
juga Additive/Substitution Cipher):
Plaintext
|
Ciphertext
|
Rumah
|
Xasgn
|
Motor
|
Suzux
|
kompor
|
Qusvux
|
dst…
|
Algoritma
enkripsi sebagai berikut:
1.
Jika ada dua huruf terdapat pada baris
kunci yang sama maka tiap huruf diganti dengan huruf di kanannya (pada kunci
yang sudah diperluas)
2.
Jika dua huruf terdapat pada kolom kunci
yang sama maka tiap huruf diganti dengan huruf di bawahnya (pada kunci yang
sudah diperluas)
3. Jika
dua huruf tidak pada baris yang sama atau kolom yang sama, maka huruf pertama
diganti dengan huruf pada perpotongan baris huruf pertama dengan kolom huruf
kedua. Huruf kedua diganti dengan huruf pada titik sudut keempat dari persegi
panjang yang dibentuk dari 3 huruf yang digunakan sampai sejauh ini.
Dekripsi
Dekripsi merupakan
proses kebalikan dari enkripsi dimana proses ini akan
mengubah ciphertext(tidak dapat dibaca) menjadi plaintext (dapat dibaca) dengan
menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key yang
sama. Contoh:
Ciphertext
|
Plaintext
|
Xasgn
|
Rumah
|
Suzux
|
Motor
|
Qusvux
|
kompor
|
dst…
|
Contoh
Cryptography
Data
Asal = “ RUMAH “
Key = 7
Data Acak ?
Berikut adalah istilah-istilah yang
digunakan dalam bidang kriptografi :
§
Plaintext (M) adalah pesan yang hendak
dikirimkan (berisi data asli).
§
Ciphertext (C) adalah pesan ter-enkrip
(tersandi) yang merupakan hasil enkripsi.
§
Enkripsi (fungsi E) adalah proses
pengubahan plaintext menjadi ciphertext.
§
Dekripsi (fungsi D) adalah kebalikan
dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data
awal/asli.
2.3 Elemen-elemen Kriptografi
Berikut
Elemen-elemen Kriptografi :
a) Pesan,
Plainteks dan Cipherteks.
Pesan adalah data atau informasi yang
dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks.
Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan perlu
disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yan g
tersandi disebut cipherteks
b) Pengirim
dan Penerima
Pengirim adalah entitas yang mengirim
pesan kepada entitas lainnya. Penerima adalah entitas yang menerima pesan.
Entitas di sini dapat berupa orang, mesin (komputer), kartu kredit dan sebagainya.
c) Enkripsi
dan dekripsi
Proses menyandikan plainteks menjadi
cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi
plainteks semula dinamakan dekripsi
d) Cipher
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.
e)
Sistem kriptografi
Sistem
kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua
plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.
f) Penyadap
Penyadap
adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan dengan
tujuan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem kriptografi
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks.
g) Kriptanalisis
dan kriptologi
Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah
ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa mengetahui
kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Kriptologi adalah studi
mengenai kriptografi dan kriptanalisis.
2.4
Keamanan Algoritma
Kriptografi
Lrs Knudsen mengelompokan hasil kriptanalis ke dalam
beberapa kategori berdasarkan jumlah dana kualitas informasi yang
ditemukan :
1.
Pemecah
total
Kriptanalis menemukan kunci K edemikian sehingga
deskripsi DK© = P
2.
Deduksi
( Penarikan Kesimpulan ) global
Kriptanalis menemukan algoritma alternatif , A, yang
ekuivalen dengan DK(C) tetapi tyidak mengetahuui kunci K
3.
Deduksi
Lokal
Kriptanalis menemukan plainteks dari ciphereks ynag
disadap
4.
Deduksi
informasi
Kriptanalis menemukan beberapa informasi perihalk kunci
atau plainteks. Misalnya kriptanalis mengetahui beberapa bit kunci, kriptanalis
mengetahui bahasa yang digunakan untuk menulis plainteks, kriptanalis
mengetahui format plainteks, dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kriptografi merupakan salah satu
dari media komunikasi dan informasi kuno yang masih di manfaatkan hingga saat
ini. Kriptografi di Indonesia di sebut persandian yaitu secara singkat dapat
melindungi data dan informasi dari pihak-pihak yang tidak di kehendaki,baik
saat di transmisikan maupun saat di simpan.
Oleh karena itu,dapat di simpulkan
bahwa kriptografi masih merupakan system yang efektif dalam hal keamanan dan
proteksi serta dapat di gunakan secara luas di berbagai bidang usaha dan
teknologi.
3.2 Saran
Penyusun menyarankan untuk pengembangan makalah
selanjutnya agar dapat disertai implementasi algoritma tersebut dengan
menggunakan bahasa pemrograman tertentu beserta simulasi langkah-perlangkah.